Ada se-ekor katak di kakiku, aku kibaskan kaki ku, si katak belum juga enyah. Apa dia merasakan suatu kehangatan yang jarang-jarang ia peroleh. Ha,ha.
Tangan juga yang harus bergerak kalau sudah begini.
Ku genggam punggung katak itu dengan jari-jari kapalan sehabis bersenandung lunglai. Jempol dan telunjuk mengapit, tapi ia tetap tidak mau lepas. Ada yang terasa lengket di antara tubuh si katak dan permukaan kaki ku.
"Hei katak, apa kau sedang flu? Ingus-mu meler tuh!"sebuah pertanyaan ku ajukan ke katak, tentu saja ia tidak akan menjawab.
Aku mengeluarkan tenaga yang cukup besar juga untuk membuat si katak ini tidak 'mangkal' terus-terusan di kakiku.
Akhirnya ia mau terlepas juga. begitu ku alihkan pandangan ke kakiku,, sebagian kulit dan dagingnya telah terangkat. terlihat benda putih yang tidak salah lagi adalah tulang terpampang jelas di mataku. rupanya si katak benar-benar membutuhkannya.
Aku bersyukur ada bagian dari tubuhku yang berguna bagi mahluk lain.
Tangan juga yang harus bergerak kalau sudah begini.
Ku genggam punggung katak itu dengan jari-jari kapalan sehabis bersenandung lunglai. Jempol dan telunjuk mengapit, tapi ia tetap tidak mau lepas. Ada yang terasa lengket di antara tubuh si katak dan permukaan kaki ku.
"Hei katak, apa kau sedang flu? Ingus-mu meler tuh!"sebuah pertanyaan ku ajukan ke katak, tentu saja ia tidak akan menjawab.
Aku mengeluarkan tenaga yang cukup besar juga untuk membuat si katak ini tidak 'mangkal' terus-terusan di kakiku.
Akhirnya ia mau terlepas juga. begitu ku alihkan pandangan ke kakiku,, sebagian kulit dan dagingnya telah terangkat. terlihat benda putih yang tidak salah lagi adalah tulang terpampang jelas di mataku. rupanya si katak benar-benar membutuhkannya.
Aku bersyukur ada bagian dari tubuhku yang berguna bagi mahluk lain.
Komentar
Posting Komentar