"Sedikit saja lur". Ujarnya kepada kawannya yang hendak menuangkan air ke gelas.
Di gelas tersebut terdapat dua bongkah batu es. Kawannya yang sudah hanyut dalam halusinasi terus menuangkan air ke dalam gelas.
Batu es di gelas tersebut mulai mencair akibat penguapan oleh air yang panas. Udara bulan juni juga menambah cepat proses pelelehan.
Muncul dua ekor ikan kecil bertaring besar dari es yang sudah lenyap. Kedua ikan itu nampak seperti spesies Idiacanthus Atlanticus, tapi kedua sahabat itu tidak mengenal jenis ikan tersebut.
Ikan-ikan itu berusaha saling memakan. Darah menggenang dari sisik dua ikan antah berantah yang tercabik.
Kedua ikan tidak terlihat lagi karena darah sudah terlalu kental.
.
"Ayo di minum, lur" Kawannya menyodorkan gelas.
"Siap lur" Ia tersenyum.
Ia menenggak habis isi gelas sampai hanya menyisakan embun-embun merah di dinding-dinding gelas.
"Enak juga anggurnya lur".
Di gelas tersebut terdapat dua bongkah batu es. Kawannya yang sudah hanyut dalam halusinasi terus menuangkan air ke dalam gelas.
Batu es di gelas tersebut mulai mencair akibat penguapan oleh air yang panas. Udara bulan juni juga menambah cepat proses pelelehan.
Muncul dua ekor ikan kecil bertaring besar dari es yang sudah lenyap. Kedua ikan itu nampak seperti spesies Idiacanthus Atlanticus, tapi kedua sahabat itu tidak mengenal jenis ikan tersebut.
Ikan-ikan itu berusaha saling memakan. Darah menggenang dari sisik dua ikan antah berantah yang tercabik.
Kedua ikan tidak terlihat lagi karena darah sudah terlalu kental.
.
"Ayo di minum, lur" Kawannya menyodorkan gelas.
"Siap lur" Ia tersenyum.
Ia menenggak habis isi gelas sampai hanya menyisakan embun-embun merah di dinding-dinding gelas.
"Enak juga anggurnya lur".
Komentar
Posting Komentar